POPULASI,
SAMPEL, SAMPLING DAN DATA
1. Apa
Itu Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris
population, yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata
populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang
menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan
keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya,
sehingga objek bisa menjadi sumber data penelitian. Ada juga yang mengatakan
bahwa, populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Contoh: kalau kamu mau
meneliti air danau, maka populasinya adalah semua air danau itu.
Jadi dapat dikatakan bahwa populasi tidak hanya ditujukan
untuk orang, tetapi juga objek dan bahan lain berikut karakteristik atau sifat
yang dimiliki oleh subjek itu. Contoh: Dalam suatu sekolah X akan diadakan
sebuah penelitian, maka sekolah X merupakan suatu populasi. Sekolah X mempunyai
sejumlah orang/subjek dan objek yang lain. Ini berarti populasi dalam
arti jumlah/kuantitas. Namun, sekolah X juga mempunyai karakteristik
orang-orangnya, misalnya motivasi kerja, disiplin kerja, kepemimpinan, iklim organisasi,
dan lain-lain; dan juga memiliki karakteristik objek yang lain misalnya
kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan, dan
lain-lain. Bagian ini yang disebut dengan populasi dalam arti karakteristik.
Karena pengertian populasi yang
demikian diatas, maka populasi menjadi amat beragam. Dan aberikut ini adalah
beberapa pengelompokan populasi, yaitu:
1.
Populasi
berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi:
a.
Populasi
terbatas (populasi terhingga), yaitu populais yang dinyatakn dengan angka
(diberikan batasan secara kuantitatif). Contoh:
ΓΌ Pemerintah membangun 500.000 RSS
·
Terbatas : Jumlah 500.000 RSS
·
Karakter
sama/tertentu : RSS
Polisi
menembak 40 0rang curanmor
·
Terbatas : Jumlah orang 40
·
Karakter
sama/tertentu : curanmor
b.
Populasi
tak terbatas (populasi tak terhingga), yaitu populasi yang tidak dapt
ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif, apabila di mintai keterangan
lebih lanjut mengenai jumlahnya yang pasti tidak dapat menjawab saat itu juga.
Walaupun demikian tetap mempunyai karakter sama/tertentu.
Contoh:
Pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan perumahan pegawai golongan I dan pegawai
golonga II, supaya dapat dijangkau maka disediakan tipe RSS.
·
Terbatas : Berapa jumlah pegawai golongan I dan II
·
Karakter
sama/tertentu : RSS
2.
Populasi
berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang lingkup
yang lebih dipersempit,yang digolongkan menjadi:
a.
Populasi teoritis : yaitu populasi yang
diturunkan dari populasi terbatas, memungkinkan hasil penelitian berlaku untuk
populasi yang lebih luas.
Contoh:
Pemerintahan membangun 3.00.000 RSS selama tahun anggaran pelita IV (1993-1998).
Untuk mengetahui bagaimana kualitas RSS yang sudah di bangun, apakah pola
teknik dapat dipertahankan atau harus diubah maka harus diteliti RSS yang sudah
dibangun sejak tahun pertama (1993/1994) pelita IV.
b.
Populasi tersedia (accessible population): yaitu
populasi turunan dari populasi teoritis yang akan dilakukan penelitian dengan
mempertimbangkan jumlah dan, waktu dan
tenaga yang tersedia dengan memperhatikan karakteristik yang telah ditentukan
pada populasi teoritis.
Contoh:
Dari contoh populasi teoritis akan diteliti RSS yang dibangun tahun pertama (1993/1994) Pelita IV.
Dalam kasus ini
dipilih yang lokasinya di Daerah istimewa Yogyakarta yang dibangun tahun
pertama Pelita IV.
Hal ini dilakukan
mengingat dana yang tersedia sedikit dan peneliti juga tinggal di Yogyakarta.
3.
Populasi berdasarkan variasi untuk
pembentuk sumber data
a.
Populasi
bersifat homogen : yaitu populasi di mana sumber datanya yang
unsure-unsur pembentuknya memiliki sifat-sifat yang sama. Populasi semacam ini
banyak dijumpia dalam bidang ilmu keteknikan.
Contoh
: Satu bagian semen Portland + 4 abgian pasir + air secukupnya kemudian diaduk
dan di cetak menjadi 20 buah batako yang satu dengan yang lain akan sama. Oleh
karenanya apabila batako tersebut akan diuji, cukup diambil beberapa contoh
sampel saja.
Hal ini perlu
diperhatikan, terlebih apabila pengujian tersebut harus merusak sampel.
b.
Populais
bersifat heterogen : yaitu populasi di mana pembentuk sumber data
yang unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga
perlu ditetapkan lebih lanjut batas-batasnya, baik secara kulalifikatif maupun
kuantitatif.
Semua penelitian di
bidang social/humaniora yang obyeknya manusia atau gejala kehidupan selalu
berhadapan dengan populasi bersifat heterogen. Dalam menghadapi hal demikian
akan terjadi/timbul permasalahan dalam
pengambilan sampel.
Contoh:
1.
Penelitian
tentang persepsi masyarakat tentang pengobatan alternative.
: Masyarakat yang bagaimana
_ Tingkat pendidikan
_ Umur
_ Status
_ Jenis kelamin
: Pengertian tentang/perihal pengobatan
alternative sendiri.
2.
Penelitian
tentang batik tradisional
: Tradisional
_ Cara mengerjakannya
_ motifnya
: Siapa yang mengerjakannya
_ Tingkat pendidikan
_ Umur
_ Status
_ Jenis kelamin
2. Sampel
Sampel merupakan
bagian dari populasi yang mewakili populasi tersebut. Sampel penelitian harus
mencerminkan populasinya. Semua karakteristik yang ada dalam populasi juga
terdapat dalam sampel. Dalam penelitian kuantitatif data yang dianalisis
biasanya merupakan data dari sampel. Hal ini dilakukan karena banyaknya atau
besarnya populasi yang tidak memungkinkan untuk melakukan penyelidikan terhadap
populasi. Namun kesimpulan yang didapatkan dari analisis data sampel akan digeneralisasikan
untuk populasi. Untuk itu sampel penelitian yang dipilih harus representatip
yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya. Generalisasi hasil
penelitian dari sampel ke populasi mengandung banyak resiko yang dapat memungkinkan
adanya ketidaktepatan atau kekeliruan karena sampel yang dipilih
tidak mencerminkan populasi secara tepat. Apabila makin tidak sama
karakteristik sampel dengan populasi maka semakin besar kemungkinan
ketidaktepatan atau kekeliruan dalam generalisasi. Penarikan sampel merupakan
langkah yang sangat penting dalam penelitian. Kesalahan dalam menentukan
sampel akan menimbulkan penyimpangan atau bias. Penelitian yang bias hasilnya
tidak akan memberikan arti dan juga dapat membahayakan, karena kesimpulan dari
hasil penelitian tidak dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya yang dapat
keliru dan menyesatkan. Untuk itu teknik penarikan sampel sangat
penting peranannya dalam penelitian.
Sebelum sampel
ditentukan, perlu digambarkan trelebih dahulu karakteristik populasi yang
diteliti, terutama untuk mengetahui sejauh mana keragaman atau variasi dia
antara satuan-satuan analisis dalam populasi yang bersangkutan.
1)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
[ Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi
Apabila populasi dicirikan oleh warna,
dimensi dan kekerasan bahan maka sampel juga dicirikan oleh hal yang sama.
[ Mewakili dari populasi
Apabila dari sejumlah anggota populasi
sesudah dipertimbagkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian sampel
tersebut akan mewakili seluruh anggota populasi.
[ Dapat digunkan untuk menggeneralisasi hasil analisis
Berkaitan dengna keterangan diatas
maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh anggota populasi.
2)
Tujuan pengambilan sampel
[ Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti, hal ini akan
lebih bermanfaat apabila acara pengujian obyek dilakukan hingga rusak.
[ Dengan membatasi jumlah populasi bahkan wilayah populasi berusaha
untuk membuat generlaisai hasil analisis.
[ Berusaha untuk mempersingkatkan waktu, memperkecil dana ataupun tenaga peneliti.
Untuk itu dalam persoalan penarikan sampel dari sejumlah populasi
agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan penelitian perlu dipenuhi
beberapa persyaratan.
3)
Terapan menentukan sampel
Tahapan ini perlu dicermati dengan
seksama, karena pengambilan sampel yang keliiru mengakibatkan hasil penelitian
akan bias atau tidak valid . tahapan
tersebut adalah:
[ Tentukan populasi terlebih dahulu (jangan dibalik menentukan
jumlah sampel, baru kemudian menentukan populasi).
- Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi kateoritis dengan cara melakukan identitas dan inverentarisasi tehadap sifat-sifta populasi sebagia ruang lingkup dalma usaha melakukan generalisasi.
- Perlu diperhatikan sekali lagi pengambilan sampel yang salah, hasil penelitian akan bias.
Menurut
Arikunto kita boleh mengadakan penelitian sampel bilasubjek di dalam populasi
benar-benar homogen. Apabila subjek populasitidak homogen, maka simpulannya
tidak boleh diberlakukan bagi populasi.
Menurut
Nasution memilih suatu jumlah tertentu untuk diselidiki dari keseluruhan
populasi disebut sampling. Jadi, dapat disimpulkan syarat data sampel yang
baik, yaitu:
a) Objektif
(sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya);
b) Representatif
(mewakili keadaan yang sebenarnya);
c) Memiliki
variasi yang kecil; dan
d) Tepat
waktu
3. Sampling
Sampling adalah proses dan cara mengambil
sampel/ contoh untuk menduga keadaan suatu populasi. Contoh serangga
diambil dari suatu area untuk diduga berbagai karakteristik populasinya seperti
kepadatan populasi, sebarannya dalam habitat, jumlah relatif
masing-masing stadia, dan fluktuasi jumlah serangga menurut waktu.
Penarikan contoh diperlukan karena tidak mungkin pengamatan terhadap
keseluruhan populasi dilakukan.
Sampling serangga di penyimpanan diperlukan
bagi praktisi pengendalian hama pascapanen untuk memonitor keberadaan serangga
hama pascapanen dalam hal
·
Spesies
apa yang ditemukan, sehingga dapat ditentukan arti pentingnya berdasar
informasi sebelumnya tentang status hama.
·
Berapa
jumlah masing-masing serangga, berguna untuk menentukan saat intervensi
pengendalian
Monitoring serangga adalah elemen kunci dalam
PHT hama pascapanen. Umumnya, sampling hama pascapanen tidak dilakukan
tersendiri tetapi merupakan bagian dari sampling mutu bahan simpan secara umum.
Dalam Sampling
ada beberapa istilah yang sering digunakan dan berkaitan dengan estimasi,
sebagai berikut:
Elemen : unit yang digunakan untuk mendapatkan
informasi.
Unit Observas :
unit dimana informasi diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung.
Unit Sampling : unit yang
dijadikan dasar dalam penarikan sample
Daftar Unit : daftar yang digunakan sebagai dasar
penarikan sample.
Kerangka Sampel : kumpulan seluruh unit dalam populasi yang
dijadikan dasar dalam penarikan sample.
Beberapa cara sampling yang mungkin
dapat digunakan untuk keadaan tertentu agar diperoleh sampel yang representatif :
1. Sampling nonpeluang
a. Sampling seadanya
Pengambilan
sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan
data tanpa perhitungan apapun mengenai derajat kerepresentaifannya. Adanya
sampel memang syah asalkan kesimpulan yang dibuat berdasarkan sampel yang
demikian disertai kesadaran terdapat hunungan yang samar-samar antara sampel
dan populasi. Ini mengakibatkan bahwa kesimpulan yang ditarik sangat bersifat
kasar dan sementara.
Contoh:
Mengumpulkan pendapat atau opini masyarakat dan orang-orang lewat untuk keperluan ramalan tentang fakta mana yang akan menang dalam pemilihan yang akan datang. Sedangkan kita tahu bawa orang kewat bukan merupakan bagian yang representatif.
Mengumpulkan pendapat atau opini masyarakat dan orang-orang lewat untuk keperluan ramalan tentang fakta mana yang akan menang dalam pemilihan yang akan datang. Sedangkan kita tahu bawa orang kewat bukan merupakan bagian yang representatif.
b. Sampling purposif
Sampling purposif dikenal dengan
sampling pertimbangan. Sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan peseorangan
atau peneliti. Sampling purposif akan baik hasilnya ditangan seorang ahli
mengenai populasi karena cara sampling
ini sangat cocok untuk studi kasus dimana banyak aspek dari kasus tunggal yang
representif diamati dan dianalisis.
Sampling kuota sering dikelirukan
dengan sampling pertimbangan. Dalam hal ini, petugas diminta mengumpulakan data
tentang sesuatuu yang telah terperinci terlebih dahulu, dalam pelaksanaannya ia
mengumpulkan data yang diperlukan itu menurut pertimbangan dan atau mengambil
manfaat segala keterangan didalam kategori yang telah terperinci tadi. Jadi,
pengambilan unit sampling nya ditentukan oleh sipetugas sampai dirasa cukup.
Contoh (sampling pertimbangan):
Penelitian
hanya mendapat kembali 30% dari kuesener yang dikirimkan. Berdasarkan
pertimbangan tertentu, ia memutuskan untuk menggunakan yang 30% sebagai sampel
yang representatif. Ia menganggap atas dasar pertimbangan bahwa mereka yang
mengembalikan dan tidak mengembalikan kuesener mempunyai katakteristik yang
sama dengan yang sedang diteliti.
Contoh (sampling kuota):
Misalkan
perlu keterangan mengenai 40 siswa yang tinggal didaerah tertentu, dalam
kategori umur tertentu dan kelas tertentu. Dalam pemilihan orangnya, petugas
menentukan atas pertimbangan sendiri.
2. sampling peluang
Merupakan sebuah sampel yang
anggota-angotanya diambil dari populasi berdasarkan peluang yang diketahui.
Jika tiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk diambil menjadi
anggota sampel maka dinamakan sampel acak dan cara pengambilannya sampling
acak. Sampel acak membuat peneliti mempunyai cara objektif untuk menilai
presisinya hasilnya dan karenanya memungkinkan untuk menaksir dan menghitung besarnya
variasi sampling atau kekeliruan sampling yakni perbedaan antara statistik
sampel dan parameter populasi darimana sampel tersebut diambil secara acak.
Sampel acak hanya berlaku untuk populasi terhingga dimana sampling dilakukan
dengan pengembalian.
Jika populasinya takhingga dan sampling
dilakukan tanpa pengembalian maka sampel dikatakan acak apabila tiap anggota
dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dimasukkan kedalam sampel.
Namun pada kenyataannya peluang tiap anggota tidaklah sama. Misalkan pada
populasi berukuran 5 dan akan diambil sampel berukuran 3 maka peluang pertama
yaitu 1/5 , populasinya tinggal 4 sehingga peluang kedua ¼ dan seterusnya.
Cara yang sudah dikenal untuk mengambil
sebuah sampel acak dari populasi terhingga. Misalkan terdapat populasi
beranggotakan 50 dan diambil sampel acak
yang terdiri dari 20 oanggota. Pada kertas yang sama ditulis nomor anggota
sehingga terdapat 50 kertas kemudian sambil menutup mata kertas tersebut diaduk
lalu diambil satu, kemudian diaduk lagi dan diambil satu dan seterusnya. Cara
yang lebih baik lagi ialah jalan menggunakan daftar angka acak.
BEBERAPA MACAM
SAMPLING UNTUK MENDAPATKAN SAMPEL
REPRESENTATIF
Cara pengambilan sampel acak yang telah
diuraikan diatas baik untuk untuk populasi homogen yaitu populasi yang
anggotanya berada dibawah penyeab yang sama.
Untuk populasi yang heterogen harus
digunakan cara lain diantaranya:
1. sampling berstrata /
petala, pembuatan petala ditentukan berdasarkan karakteristik tertentu
sedemikian sehingga petala menjadi homogen. Dari setiap petala diambil secara
acak anggota-anggota yang diperlukan.
Sampling petala
biasanya diperbaiki lagi dengan menggunakan cara proporsional yang dimaksudkan
bahwa banyak anggot dari setiap petala diambil sebanding dengan ukuran tiap
petala. Cara ini dinamakan sampling acak proporsional dan sampelnya dinamakan
sampel acak proporsional.
Contoh:
Diperlukan sampel
berukuran 169 tentang pelajar laki-laki
SLTA. Misalkan seluruhnya ada 3 SLTA dengan banyak pelajar : 2758
pelajar SMA, 3826 pelajar SPG dan 1473 pelajar STM sehingga terdapat 3 petala
dengan perbandingan SMA : APG : STM = 2758 : 3826 : 1473. Jumlahnya 8057. Maka
dari petala SMA diambil pelajar, dari SPG diambil pelajar = 80 pelajar dan dari STM
diambil pelajar = 31 pelajar.
2. Sampling klaster
Dalam sampling ini, populasi dibagi-bagi menjadi bberapa
kelompok atau klaster. Setiap anggota
yang diperlukan yang diambil secara acak merupakan sampel yang diperlukan.
Selain
sampling yang telah diuraikan masih ada sampling lainnya:
1. Sampling sistematik
Anggota yang diambil
dari populasi dari jarak interval waktu, ruang atau urutan yang uniform.
Jika populsasi berukuran N dan sampel beranggotakan n maka jarak interval
besarnya (N/n)
Contoh:
Nama anggota perpustakaan telah dibukukan dalam buku
anggota. Untuk mengambil sampel tentang para anggota, secara sistematik dapat
diambil dari daftar nama buku tersebut.
2. Sampling ganda
Penelitian dilakukan dimulai dengan menggunakan sebuah
sampel yang ukurannya relatif kecil.
Jika hasilnya telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan maka smpling
berhenti dibuat. Jika tidak, sampel
kedua yang diambil dan digabungkan dengan yang pertama. Kesimpulan dibuat berdasarkan sampel gabungan
ini.
3. Sampling multiple
Yaitu perluasan dari sampling ganda. Pengambilan sampel
dilakukan lebih dari dua kali dan tiap kali digabungkan menjadi sebuah
sampel. Pada tiap gabungan, analisis
dilakukan lalu kesimpulan diadakan dan sampling
berhenti apabila hasilnya sudah memenuhi kriteria yang telah direncanakan.
4. Sampling sekuensial
Sampling ini juga sebenarnya juga sampling multipel.
Perbedaanya ialah dalam sampling sekuensial tiap anggota sampel diambil satu
demi satu dan pada tiap kali selesai mengambil anggota , analisis
dilakukan lalu berdasarkan ini kesimpulan
diadakan :apakah sampling berhenti atau dilanjutkan.
KEKELIRUAN SAMPLING DAN KEKELIRUAN NON-SAMPLING
Dalam
penelitian ada dua macam kekeliruan yang pokok yang bisa terjadi ialah:
a) Kekeliruan sampling
Kekeliruan ini timbul disebabkan oleh kenyataan adanya
pemeriksaan yang tidak lengkap tentang populasi dan penelitian hanya dilakukan
berdasarkan sampel. Penelitian terhadap sampela yang diambil dari sebuah
populasi dan penelitian terhadap populasi yang dilakukan dengan prosedur yang
sama akan menghasilkan perbedaan. Perbedaan antara hasil sampel dan hasil yang
akan dicapai jika prosedur yang sama yang digunakan dalam sampling juga
digunakan dalam sensus dinamakan kekeliruan sampling. Cara untuk mengontrol
kekeliruan yaitu dengan jalan mengambil sampel berdasarkan sampling acak dan
memperbesar ukuran sampel.
b) Kekeliruan nonsampling
Beberapa
penyebab terjadinya kekeliruan nonsampling adalah:
a. Populasi tidak didefinisikan sebagai mestinya.
b. Populasi yang menyimpang dari populasi yang seharusnya
dipelajari
c. Kuesener tidak dirumuskan sebagaimana mestinya
d. Istilah-istilah telah didefinisikan secara tidak tepat atau
telah digunakan yidak secara konsisten
e. Para responden tidak memberi jawab yang akurat, menolak
untuk jawab atau tidak ada tempat ketika petugas datang untuk melakukan
wawancara
Selain
itu, kekeliruan nonsampling bisa terjadi pada waktu mencatat data, melakukan
tabulasi dan melakukan perhitungan-perhitungan.
METODE SAMPLING
Metode sampling
yang sering digunakan ada dua macam, yaitu Probability Sampling dan Non
Probability Sampling.
a. Probability Sampling
Probability Sampling adalah metode
pemilihan sample dari suatu populasi dengan menggunakan kaidah-kaidah
probabilita.
Contoh : SRS, Sistematik, Stratified, Cluster, PPS, Multistage,
Multiphase
b. Non Probability Sampling
Non Probability Sampling adalah metode
pemilihan sample dari suatu populasi tidak menggunakan kaidah-kaidah
probabilita.
Contoh : Convinience, Judgement, Quota, Snowball
Dalam membahas metode sampling termasuk didalamnya cara
penarikan sample. Cara Penarikan sample ada tiga, yaitu:
¯ Simple Random Sampling (SRS)
¯ Probability Proportional to Size (PPS)
¯ Systematic (Sistematik)
KEUNTUNGAN METODE SAMPLING
Keuntungan
menggunakan metode sampling, antara lain:
1. Menghemat Biaya
Menghemat Biaya karena data yang
dikumpulkan hanya sebagian dari populasi. Karena merupakan sample, maka petugas
yang dibutuhkan lebih sedikit, hemat biaya percetakan, biaya pelatihan, pencacahan,
dan pengolahan.
2. Mempercepat Hasil Survei
Pada umumya data yang dibutuhkan segera,
sehingga berbagai perencanaan segera dapat dilakukan. Dengan melakukan survei
sample maka pelaksanaan lapangan dan pengolahan tentunya akan jauh lebih cepat
diselesaikan.
3. Cakupan Materi Lebih Besar
Data yang diperlukan biasanya beragam dan
cukup banyak, sehingga tidak mungkin dikumpulkan melalui pencacahan lengkap.
Data yang dikumpulkan melalui sensus lengkap biasanya sangat terbatas. Variable
yang dicakup sangat dibatasi pada variable dasar saja.
4. Akurasi Lebih Tinggi
Pada sensus jumlah petugas dan responden
yang besar akan mengakibatkan tingkat kesalahan yang juga besar terutama
kesalahan yang diakibatkan bukan oleh teknik sampling yang disebut dengan Non
Sampling Error. Non Sampling Error dapat diakibatkan oleh tidak terpenuhi
kualifikasi petugas yang baik, kuesioner yang kurang baik, konsep dan definisi
yang kurang tepat, jawaban responden yang salah, maupun kesalahan dalam proses
pengolahan..
KELEMAHAN METODE SAMPLING
Kelemahan menggunakan metode sampling, antara lain:
1. Penyajian Wilayah Kecil
Penyajian wilayah kecil seperti kecamatan
dan desa dengan sample terbatas tidak dapat dipenuhi. Pada umumnya jumlah
sample yang digunakan sesuai dengan tingkat ketelitian yang dikehendaki.
2. Penyajian Variable Proporsi Kecil
Survei sample tidak dapat menyajikan
variable yang kejadiannya kecil dalam populasi(proporsi kecil).
3. Trend Data
Apabila data diperlukan secara berkala
untuk mengukur perubahan yang sangat kecil dari satu period ke periode
berikutnya, kemungkinan sample diperlukan cukup besar.
4. Tidak Tersedianya Kerangka Sampel
Tidak tersedianya kerangka sample sehingga
persyaratan probabilita sampling tidak terpenuhi. Biaya untuk pembentukan
kerangka sample cukup tinggi sehingga memiliki pengaruh besar terhadap total biaya.
4. Alasan
Sampling
Untuk melakukan analisis statistik diperlukan
data. Data dapat diperoleh dengan melakukan sensus ataupun sampling. Sensus
terjadi apabila setiap anggota atau karakter yang ada dikenai penelitian. Jika
tidak, samplinglah yang ditempuh yaitu sampel diambil dari populasi dan datanya
dikumpulkan.
Ada berbagai alasan sensus tidak
dilakukan , antara lain:
1. Ukuran populasi
Dalam hal populasi takhingga yaitu
populasi yang berisikan tidak terhingga banyaknya objek. Juga populasi
takhingga pada dasarnya hanya konseptual sehingga sukar untuk melakukan sensus.
Misalkan kita mengambil populasi berukuran 4 milyard objek, hal tersebut
sungguh tidak praktis dalam hal mencari dan mencatat segala karakteristik yang
ada .
2. Masalah biaya
Makin banyak objek maka makin banyak
biaya yang dikeluarkan. Dan apabila biaya yang ada terbatas maka samplinglah
satu-satunya pilihan kecuali apabila ukuran polulasi sedikit maka dapat
dilakukan sensus karena biaya yang diperlukan bukan hanya untuk pengumpulan
data tetapi untuk analisis, diskusi, perhitungan-perhitungan, gaji ahli dan
ongkos konsultasi.
3. Masalah waktu
Sensus memerlukan waktu yang lama bila
dibandingkan dengan sampling sehingga sampling dapat memberikan data lebih
cepat.
4. Percobaan yang
sifatnya merusak
Jika penelitian terhadap objek sifatnya
merusak maka jelas sampling harus dilakukan. Tidak mungkin sensus dilakukan
untuk mengetahui: kekuatan daya ledak granatyang dihasilkan, kemanjuran obat
yang baru dihasilkan, keadaan darah seorang pasien dan sebagainya. Jika darah
pasien semuanya dikeluarkan untuk diperiksa, adakah orang yang bersedia untuk
diperlakukan demikian?
5. Masalah ketelitian
Salah satu segi agar kesimpulan cukup
dapat dipertanggungjawabkan ialah masalah ketelitian. Data harus benar dan
pengumpulan harus dilakukan dengan benar dan teliti. Pengalaman menyatakan
makin banyak objek yang harus diteliti makin kurang ketelitian yang dihasilkan.
Apabila objek yang diteliti banyak maka sangat bosan untuk melakukan wawancara.
Umumnya, menguasai objek yang sedikit hasilnya lebih baik daripada menguasai
objek terlalu banyak.
6. Faktor ekonomis
Dengan faktor ekonomis dapat apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan
dengan biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan untuk itu atau tidak.
Jika tidak, mengapa harus dilakukan sensus , yang jelas akan memakan biaya,
waktu dan tenaga yang banyak? Faktor ekonomis ini sering dilakukan karenanya
perlu mendapat perhatian sewajarnya
5. Jenis-jenis
Data
Data
adalah bahan keterangan berupa himpunan fakta, angka,
huruf, grafik, tabel, lambang, objek, kondisi, dan situasi. Untuk
mencapai suatu tujuan si peneliti harus memerlukan
data yang benar yang dapat diperoleh di lapangan sesuai dengan topik dalam penelitian nya.
Kegunaan data
Data
memiliki kegunaan sebagai berikut:
1.
Mengetahui
dan memperoleh gambarantentang suatu
keadaan atau persoalan yangada di masyarakat
2.
Membuat
keputusan atau memecahkan persoalan
JENIS-JENIS DATA
A. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
A. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
a)
Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian
oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung
penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
b)
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh
pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non
komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil
riset dari surat kabar atau majalah.
B. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data
1.
Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada
suatu organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data
produksi, dsb.
2. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi
yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu
produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan
lain sebagainya.
C. Klasifikasi
Darta Berdasarkan Jenis Datanya
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain-lain.
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain-lain.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan lain-lain.
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan lain-lain.
D. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data
1. Data_Diskrit
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.
2. Data-Kontinyu
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.
E. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya
1. Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
2.
Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dll.
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dll.
TIPE DATA
Secara umum
jenis-jenis data dapat dikelompokkan atas 2 bagian, yaitu :
1.
Jenis data primitif, terdiri atas :
a.
Integer
Suatu integer adalah anggota dari himpunan bilangan : ( ....., -(n+1), -n, ....., -2, -1, 0, 1, 2,-.....,-n,-n+1,-.....)
Operasi-operasi-dasar-yang-ada-dalam-integer-antara-lain:
-Penjumlahan
-Pengurangan
-Perkalian
-Pembagian
-Perpangkatan,dsb
Masing-masing operator pada operasi di atas, yang bekerja terhadap sepasang integer (operand) disebut sebagai : "binary operator". Sedangkan operator yang hanya bekerja terhadap satu operand saja disebut sebagai "unary operator". Contoh dari unary operator adalah operator negasi. Operator ini berfungsi untuk mengubah tanda suatu operand.
Suatu integer adalah anggota dari himpunan bilangan : ( ....., -(n+1), -n, ....., -2, -1, 0, 1, 2,-.....,-n,-n+1,-.....)
Operasi-operasi-dasar-yang-ada-dalam-integer-antara-lain:
-Penjumlahan
-Pengurangan
-Perkalian
-Pembagian
-Perpangkatan,dsb
Masing-masing operator pada operasi di atas, yang bekerja terhadap sepasang integer (operand) disebut sebagai : "binary operator". Sedangkan operator yang hanya bekerja terhadap satu operand saja disebut sebagai "unary operator". Contoh dari unary operator adalah operator negasi. Operator ini berfungsi untuk mengubah tanda suatu operand.
b. Real
Data numerik yang bukan termasuk integer, digolongkan dalam jenis data real. Jenis data ini ditulis menggunakan titik desimal (atau koma desimal). Bilangan real dimasukkan ke dalam memori komputer memakai sistem floating point, merupakan versi yang disebut Scientific Notation. Disini penyajiannya terdiri atas dua bagian, yaitu:-mantissa-(pecahan)-&-eksponen.
Contoh:
Di-dalam-sistem-desimal,_12300-=-0.123-*-106. Di sini 0.123 adalah mantissa atau pecahan,-sedangkan-6-adalah-eksponennya. Secara umum suatu bilangan real X dituliskan-M-*-RE.
Data numerik yang bukan termasuk integer, digolongkan dalam jenis data real. Jenis data ini ditulis menggunakan titik desimal (atau koma desimal). Bilangan real dimasukkan ke dalam memori komputer memakai sistem floating point, merupakan versi yang disebut Scientific Notation. Disini penyajiannya terdiri atas dua bagian, yaitu:-mantissa-(pecahan)-&-eksponen.
Contoh:
Di-dalam-sistem-desimal,_12300-=-0.123-*-106. Di sini 0.123 adalah mantissa atau pecahan,-sedangkan-6-adalah-eksponennya. Secara umum suatu bilangan real X dituliskan-M-*-RE.
c.
Boolean
Jenis data ini disebut juga jenis data "logical". Elemen dari jenis data ini mempunyai nilai salah satu dari "true" atau "false". Operator-operator yang dikenal pada jenis data ini terdiri atas:
Jenis data ini disebut juga jenis data "logical". Elemen dari jenis data ini mempunyai nilai salah satu dari "true" atau "false". Operator-operator yang dikenal pada jenis data ini terdiri atas:
A.
Operator Logika, yaitu : NOT, AND dan OR.
Operator OR
akan menghasilkan nilai "true", jika salah satu atau kedua operand
bernilai "true".
Operator AND
akan menghasilkan nilai "true", jika kedua operand bernilai
"true".
Sedangkan
operator NOT akan menghasilkan nilai "true", jika operand bernilai
"false", dan sebaliknya.
Operator NOT
merupakan "precedence" dari operator AND dan OR.
Dalam suatu
ekspresi yang tidak menggunakan tanda kurung, operator NOT harus dievaluasi
sebelum operator AND dan OR.
B.
Operator Relasional, yaitu :
>, <, >=, <=, <> dan =.
d. Karakter
Jenis data karakter merupakan elemen dari suatu himpunan yang terdiri atas bilangan, abjad dan simbol-simbol khusus. Sedangkan jenis data string merupakan jenis data campuran, karena elemen-elemennya dibentuk dari karakter-karakter di atas. Karakter yang digunakan untuk membentuk suatu string disebut sebagai alphabet. Dalam penulisannya, suatu-string-berada-dalam-tanda-"aphosthrope".
Contoh:
Misal,-diberikan himpunan alphabet A = { C, D, 1 }. String-string yang dapat dibentuk dari alphabet di atas antara lain adalah : 'CD1', 'CDD', 'DDC', 'CDC1', ...dsb, termasuk "null string"-atau-"empty-string".
Jenis data karakter merupakan elemen dari suatu himpunan yang terdiri atas bilangan, abjad dan simbol-simbol khusus. Sedangkan jenis data string merupakan jenis data campuran, karena elemen-elemennya dibentuk dari karakter-karakter di atas. Karakter yang digunakan untuk membentuk suatu string disebut sebagai alphabet. Dalam penulisannya, suatu-string-berada-dalam-tanda-"aphosthrope".
Contoh:
Misal,-diberikan himpunan alphabet A = { C, D, 1 }. String-string yang dapat dibentuk dari alphabet di atas antara lain adalah : 'CD1', 'CDD', 'DDC', 'CDC1', ...dsb, termasuk "null string"-atau-"empty-string".
2. Jenis-data-campuran,nyaitu:-"String".
Himpunan yang anggotanya adalah semua string yang dapat dibentuk dari suatu himpunan alphabet disebut sebagai "vocabulary". Suatu vocabulary V yang dihasilkan dari himpunan alphabet A dinotasikan dengan VA atau A*.
Himpunan yang anggotanya adalah semua string yang dapat dibentuk dari suatu himpunan alphabet disebut sebagai "vocabulary". Suatu vocabulary V yang dihasilkan dari himpunan alphabet A dinotasikan dengan VA atau A*.