Rabu, 18 April 2012

Tugas Penelitian


POPULASI, SAMPEL, SAMPLING DAN DATA

1.  Apa Itu Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek bisa menjadi sumber data penelitian. Ada juga yang mengatakan bahwa, populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Contoh: kalau kamu mau meneliti air danau, maka populasinya adalah semua air danau itu.
Jadi dapat dikatakan bahwa populasi tidak hanya ditujukan untuk orang, tetapi juga objek dan bahan lain berikut karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek itu. Contoh: Dalam suatu sekolah X akan diadakan sebuah penelitian, maka sekolah X merupakan suatu populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang/subjek dan objek yang lain. Ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas. Namun, sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kerja, disiplin kerja, kepemimpinan, iklim organisasi, dan lain-lain; dan juga memiliki karakteristik objek yang lain misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan, dan lain-lain. Bagian ini yang disebut dengan populasi dalam arti karakteristik.
Karena pengertian populasi yang demikian diatas, maka populasi menjadi amat beragam. Dan aberikut ini adalah beberapa pengelompokan populasi, yaitu:
1.      Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi:
a.       Populasi terbatas (populasi terhingga), yaitu populais yang dinyatakn dengan angka (diberikan batasan secara kuantitatif). Contoh:
ΓΌ  Pemerintah membangun 500.000 RSS
·         Terbatas                                : Jumlah 500.000 RSS
·         Karakter sama/tertentu       : RSS
                                Polisi menembak 40 0rang curanmor
·         Terbatas                                : Jumlah orang 40
·         Karakter sama/tertentu       : curanmor
b.      Populasi tak terbatas (populasi tak terhingga), yaitu populasi yang tidak dapt ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif, apabila di mintai keterangan lebih lanjut mengenai jumlahnya yang pasti tidak dapat menjawab saat itu juga. Walaupun demikian tetap mempunyai karakter sama/tertentu.
Contoh: Pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan perumahan pegawai golongan I dan pegawai golonga II, supaya dapat dijangkau maka disediakan tipe RSS.
·         Terbatas                                : Berapa jumlah pegawai golongan I dan II
·         Karakter sama/tertentu       : RSS
2.      Populasi berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang lingkup yang lebih dipersempit,yang digolongkan menjadi:
a.       Populasi teoritis : yaitu populasi yang diturunkan dari populasi terbatas, memungkinkan hasil penelitian berlaku untuk populasi yang lebih luas.
Contoh: Pemerintahan membangun 3.00.000 RSS selama tahun anggaran pelita IV (1993-1998). Untuk mengetahui bagaimana kualitas RSS yang sudah di bangun, apakah pola teknik dapat dipertahankan atau harus diubah maka harus diteliti RSS yang sudah dibangun sejak tahun pertama (1993/1994) pelita IV.
b.      Populasi tersedia (accessible population): yaitu populasi turunan dari populasi teoritis yang akan dilakukan penelitian dengan mempertimbangkan   jumlah dan, waktu dan tenaga yang tersedia dengan memperhatikan karakteristik yang telah ditentukan pada populasi teoritis.
Contoh: Dari contoh populasi teoritis akan diteliti RSS yang dibangun tahun    pertama (1993/1994) Pelita IV.
Dalam kasus ini dipilih yang lokasinya di Daerah istimewa Yogyakarta yang dibangun tahun pertama Pelita IV.
Hal ini dilakukan mengingat dana yang tersedia sedikit dan peneliti juga tinggal di Yogyakarta.
3.      Populasi berdasarkan variasi untuk pembentuk sumber data
a.       Populasi bersifat homogen :  yaitu populasi di mana sumber datanya yang unsure-unsur pembentuknya memiliki sifat-sifat yang sama. Populasi semacam ini banyak dijumpia dalam bidang ilmu keteknikan.
Contoh : Satu bagian semen Portland + 4 abgian pasir + air secukupnya kemudian diaduk dan di cetak menjadi 20 buah batako yang satu dengan yang lain akan sama. Oleh karenanya apabila batako tersebut akan diuji, cukup diambil beberapa contoh sampel saja.
Hal ini perlu diperhatikan, terlebih apabila pengujian tersebut harus merusak sampel.
b.      Populais bersifat heterogen :  yaitu populasi di mana pembentuk sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan lebih lanjut batas-batasnya, baik secara kulalifikatif maupun kuantitatif.
Semua penelitian di bidang social/humaniora yang obyeknya manusia atau gejala kehidupan selalu berhadapan dengan populasi bersifat heterogen. Dalam menghadapi hal demikian akan terjadi/timbul permasalahan dalam  pengambilan sampel.
Contoh:
1.      Penelitian tentang persepsi masyarakat tentang pengobatan alternative.
:  Masyarakat yang bagaimana
_ Tingkat pendidikan
_ Umur
_ Status
_ Jenis kelamin
:  Pengertian tentang/perihal pengobatan alternative sendiri.

2.      Penelitian tentang batik tradisional
:  Tradisional
_  Cara mengerjakannya
_  motifnya
:  Siapa yang mengerjakannya
_  Tingkat pendidikan
_  Umur
_  Status
_  Jenis kelamin

2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakili populasi tersebut. Sampel penelitian harus mencerminkan populasinya. Semua karakteristik yang ada dalam populasi juga terdapat dalam sampel. Dalam penelitian kuantitatif data yang dianalisis biasanya merupakan data dari sampel. Hal ini dilakukan karena banyaknya atau besarnya populasi yang tidak memungkinkan untuk melakukan penyelidikan terhadap populasi. Namun kesimpulan yang didapatkan dari analisis data sampel akan digeneralisasikan untuk populasi. Untuk itu sampel penelitian yang dipilih harus representatip yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya. Generalisasi hasil penelitian dari sampel ke populasi mengandung banyak resiko yang dapat memungkinkan adanya ketidaktepatan atau kekeliruan karena sampel yang dipilih tidak mencerminkan populasi secara tepat. Apabila makin tidak sama karakteristik sampel dengan populasi maka semakin besar kemungkinan ketidaktepatan atau kekeliruan dalam generalisasi. Penarikan sampel merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian. Kesalahan dalam menentukan sampel akan menimbulkan penyimpangan atau bias. Penelitian yang bias hasilnya tidak akan memberikan arti dan juga dapat membahayakan, karena kesimpulan dari hasil penelitian tidak dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya yang dapat keliru dan menyesatkan. Untuk itu teknik  penarikan sampel sangat penting peranannya dalam penelitian.
Sebelum sampel ditentukan, perlu digambarkan trelebih dahulu karakteristik populasi yang diteliti, terutama untuk mengetahui sejauh mana keragaman atau variasi dia antara satuan-satuan analisis dalam populasi yang bersangkutan.
1)      Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
[  Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi
Apabila populasi dicirikan oleh warna, dimensi dan kekerasan bahan maka sampel juga dicirikan oleh hal yang sama.
[  Mewakili dari populasi
Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbagkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota populasi.
[  Dapat digunkan untuk menggeneralisasi hasil analisis
Berkaitan dengna keterangan diatas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh anggota populasi.

2)      Tujuan pengambilan sampel
[  Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti, hal ini akan lebih bermanfaat apabila acara pengujian obyek dilakukan  hingga rusak.
[  Dengan membatasi jumlah populasi bahkan wilayah populasi berusaha untuk membuat generlaisai hasil analisis.
[  Berusaha untuk mempersingkatkan waktu, memperkecil  dana ataupun tenaga peneliti.
Untuk itu dalam persoalan penarikan sampel dari sejumlah populasi agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan penelitian perlu dipenuhi beberapa persyaratan.
3)      Terapan menentukan sampel
Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama, karena pengambilan sampel yang keliiru mengakibatkan hasil penelitian akan bias atau tidak valid . tahapan tersebut adalah:
[  Tentukan populasi terlebih dahulu (jangan dibalik menentukan jumlah sampel, baru kemudian menentukan populasi).
  •   Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi kateoritis dengan cara melakukan identitas dan inverentarisasi tehadap sifat-sifta populasi sebagia ruang lingkup dalma usaha melakukan generalisasi. 
  • Perlu diperhatikan sekali lagi pengambilan sampel yang salah, hasil penelitian akan bias.

Menurut Arikunto kita boleh mengadakan penelitian sampel bilasubjek di dalam populasi benar-benar homogen. Apabila subjek populasitidak homogen, maka simpulannya tidak boleh diberlakukan bagi populasi.
Menurut Nasution memilih suatu jumlah tertentu untuk diselidiki dari keseluruhan populasi disebut sampling. Jadi, dapat disimpulkan syarat data sampel yang baik, yaitu:
a)      Objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya);
b)      Representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya);
c)      Memiliki variasi yang kecil; dan
d)      Tepat waktu

3. Sampling
Sampling adalah proses dan cara mengambil sampel/ contoh untuk menduga keadaan suatu populasi.  Contoh serangga diambil dari suatu area untuk diduga berbagai karakteristik populasinya seperti kepadatan populasi,  sebarannya dalam habitat, jumlah relatif masing-masing stadia, dan fluktuasi jumlah serangga menurut waktu.  Penarikan contoh diperlukan karena tidak mungkin pengamatan terhadap keseluruhan populasi dilakukan.

Sampling serangga di penyimpanan diperlukan bagi praktisi pengendalian hama pascapanen untuk memonitor keberadaan serangga hama pascapanen dalam hal
·         Spesies apa yang ditemukan, sehingga dapat ditentukan arti pentingnya berdasar informasi sebelumnya tentang status hama. 
·         Berapa jumlah masing-masing serangga, berguna untuk menentukan saat intervensi pengendalian

Monitoring serangga adalah elemen kunci dalam PHT hama pascapanen.  Umumnya, sampling hama pascapanen tidak dilakukan tersendiri tetapi merupakan bagian dari sampling mutu bahan simpan secara umum.

            Dalam Sampling ada beberapa istilah yang sering digunakan dan berkaitan dengan estimasi, sebagai berikut:
Elemen                         :  unit yang digunakan untuk mendapatkan informasi.
Unit Observas              : unit dimana informasi diperoleh baik secara langsung  maupun                                  tidak langsung.
Unit Sampling             :   unit yang dijadikan dasar dalam penarikan sample
Daftar Unit                  :   daftar yang digunakan sebagai dasar penarikan sample.
Kerangka Sampel         :  kumpulan seluruh unit dalam populasi yang dijadikan dasar  dalam penarikan sample.
Beberapa cara sampling yang mungkin dapat digunakan untuk keadaan tertentu agar diperoleh sampel yang representatif :
1.      Sampling nonpeluang

a.       Sampling seadanya

Pengambilan sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan apapun mengenai derajat kerepresentaifannya. Adanya sampel memang syah asalkan kesimpulan yang dibuat berdasarkan sampel yang demikian disertai kesadaran terdapat hunungan yang samar-samar antara sampel dan populasi. Ini mengakibatkan bahwa kesimpulan yang ditarik sangat bersifat kasar dan sementara.
Contoh:
Mengumpulkan pendapat atau opini masyarakat dan orang-orang lewat untuk keperluan ramalan  tentang fakta mana yang akan menang dalam pemilihan yang akan datang. Sedangkan kita tahu bawa orang kewat bukan merupakan bagian yang representatif.
b.      Sampling purposif
Sampling purposif dikenal dengan sampling pertimbangan. Sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan peseorangan atau peneliti. Sampling purposif akan baik hasilnya ditangan seorang ahli mengenai populasi  karena cara sampling ini sangat cocok untuk studi kasus dimana banyak aspek dari kasus tunggal yang representif diamati dan dianalisis.
Sampling kuota sering dikelirukan dengan sampling pertimbangan. Dalam hal ini, petugas diminta mengumpulakan data tentang sesuatuu yang telah terperinci terlebih dahulu, dalam pelaksanaannya ia mengumpulkan data yang diperlukan itu menurut pertimbangan dan atau mengambil manfaat segala keterangan didalam kategori yang telah terperinci tadi. Jadi, pengambilan unit sampling nya ditentukan oleh sipetugas sampai dirasa cukup.
Contoh (sampling pertimbangan):
            Penelitian hanya mendapat kembali 30% dari kuesener yang dikirimkan. Berdasarkan pertimbangan tertentu, ia memutuskan untuk menggunakan yang 30% sebagai sampel yang representatif. Ia menganggap atas dasar pertimbangan bahwa mereka yang mengembalikan dan tidak mengembalikan kuesener mempunyai katakteristik yang sama dengan yang sedang diteliti.
 Contoh (sampling kuota):
            Misalkan perlu keterangan mengenai 40 siswa yang tinggal didaerah tertentu, dalam kategori umur tertentu dan kelas tertentu. Dalam pemilihan orangnya, petugas menentukan atas pertimbangan sendiri.
2.      sampling peluang
Merupakan sebuah sampel yang anggota-angotanya diambil dari populasi berdasarkan peluang yang diketahui. Jika tiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk diambil menjadi anggota sampel maka dinamakan sampel acak dan cara pengambilannya sampling acak. Sampel acak membuat peneliti mempunyai cara objektif untuk menilai presisinya hasilnya dan karenanya memungkinkan untuk menaksir dan menghitung besarnya variasi sampling atau kekeliruan sampling yakni perbedaan antara statistik sampel dan parameter populasi darimana sampel tersebut diambil secara acak. Sampel acak hanya berlaku untuk populasi terhingga dimana sampling dilakukan dengan pengembalian.
Jika populasinya takhingga dan sampling dilakukan tanpa pengembalian maka sampel dikatakan acak apabila tiap anggota dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dimasukkan kedalam sampel. Namun pada kenyataannya peluang tiap anggota tidaklah sama. Misalkan pada populasi berukuran 5 dan akan diambil sampel berukuran 3 maka peluang pertama yaitu 1/5 , populasinya tinggal 4 sehingga peluang kedua ¼ dan seterusnya.
Cara yang sudah dikenal untuk mengambil sebuah sampel acak dari populasi terhingga. Misalkan terdapat populasi beranggotakan 50  dan diambil sampel acak yang terdiri dari 20 oanggota. Pada kertas yang sama ditulis nomor anggota sehingga terdapat 50 kertas kemudian sambil menutup mata kertas tersebut diaduk lalu diambil satu, kemudian diaduk lagi dan diambil satu dan seterusnya. Cara yang lebih baik lagi ialah jalan menggunakan daftar angka acak.
BEBERAPA MACAM SAMPLING  UNTUK MENDAPATKAN SAMPEL REPRESENTATIF
Cara pengambilan sampel acak yang telah diuraikan diatas baik untuk untuk populasi homogen yaitu populasi yang anggotanya berada dibawah penyeab yang sama.
Untuk populasi yang heterogen harus digunakan cara lain diantaranya:
1.      sampling berstrata / petala, pembuatan petala ditentukan berdasarkan karakteristik tertentu sedemikian sehingga petala menjadi homogen. Dari setiap petala diambil secara acak anggota-anggota yang diperlukan.
Sampling petala biasanya diperbaiki lagi dengan menggunakan cara proporsional yang dimaksudkan bahwa banyak anggot dari setiap petala diambil sebanding dengan ukuran tiap petala. Cara ini dinamakan sampling acak proporsional dan sampelnya dinamakan sampel acak proporsional.
Contoh:
Diperlukan sampel berukuran 169 tentang pelajar laki-laki  SLTA. Misalkan seluruhnya ada 3 SLTA dengan banyak pelajar : 2758 pelajar SMA, 3826 pelajar SPG dan 1473 pelajar STM sehingga terdapat 3 petala dengan perbandingan SMA : APG : STM = 2758 : 3826 : 1473. Jumlahnya 8057. Maka dari petala SMA diambil  pelajar, dari SPG diambil  pelajar = 80 pelajar dan dari STM diambil  pelajar = 31 pelajar.
2.      Sampling klaster
Dalam sampling ini, populasi dibagi-bagi menjadi bberapa kelompok  atau klaster. Setiap anggota yang diperlukan yang diambil secara acak merupakan sampel yang diperlukan.
Selain sampling yang telah diuraikan masih ada sampling lainnya:
1.      Sampling sistematik
Anggota yang diambil  dari populasi dari jarak interval waktu, ruang atau urutan yang uniform. Jika populsasi berukuran N dan sampel beranggotakan n maka jarak interval besarnya (N/n)
Contoh:
Nama anggota perpustakaan telah dibukukan dalam buku anggota. Untuk mengambil sampel tentang para anggota, secara sistematik dapat diambil dari daftar nama buku tersebut.
2.      Sampling ganda
Penelitian dilakukan dimulai dengan menggunakan sebuah sampel  yang ukurannya relatif kecil. Jika hasilnya telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan maka smpling berhenti  dibuat. Jika tidak, sampel kedua yang diambil dan digabungkan dengan yang pertama.  Kesimpulan dibuat berdasarkan sampel gabungan ini.
3.      Sampling multiple       
Yaitu perluasan dari sampling ganda. Pengambilan sampel dilakukan lebih dari dua kali dan tiap kali digabungkan menjadi sebuah sampel.  Pada tiap gabungan, analisis dilakukan lalu kesimpulan diadakan  dan sampling berhenti apabila hasilnya sudah memenuhi kriteria yang telah direncanakan.
4.      Sampling sekuensial
Sampling ini juga sebenarnya juga sampling multipel. Perbedaanya ialah dalam sampling sekuensial tiap anggota sampel diambil satu demi satu dan pada tiap kali selesai mengambil anggota , analisis dilakukan  lalu berdasarkan ini kesimpulan diadakan :apakah sampling berhenti atau dilanjutkan.

KEKELIRUAN SAMPLING DAN KEKELIRUAN NON-SAMPLING 
Dalam penelitian ada dua macam kekeliruan yang pokok yang bisa terjadi ialah:
a)      Kekeliruan sampling
Kekeliruan ini timbul disebabkan oleh kenyataan adanya pemeriksaan yang tidak lengkap tentang populasi dan penelitian hanya dilakukan berdasarkan sampel. Penelitian terhadap sampela yang diambil dari sebuah populasi dan penelitian terhadap populasi yang dilakukan dengan prosedur yang sama akan menghasilkan perbedaan. Perbedaan antara hasil sampel dan hasil yang akan dicapai jika prosedur yang sama yang digunakan dalam sampling juga digunakan dalam sensus dinamakan kekeliruan sampling. Cara untuk mengontrol kekeliruan yaitu dengan jalan mengambil sampel berdasarkan sampling acak dan memperbesar ukuran sampel.
b)      Kekeliruan nonsampling
Beberapa penyebab terjadinya kekeliruan nonsampling adalah:
a.       Populasi tidak didefinisikan sebagai mestinya.
b.      Populasi yang menyimpang dari populasi yang seharusnya dipelajari
c.       Kuesener tidak dirumuskan sebagaimana mestinya
d.      Istilah-istilah telah didefinisikan secara tidak tepat atau telah digunakan yidak secara konsisten
e.       Para responden tidak memberi jawab yang akurat, menolak untuk jawab atau tidak ada tempat ketika petugas datang untuk melakukan wawancara
Selain itu, kekeliruan nonsampling bisa terjadi pada waktu mencatat data, melakukan tabulasi dan melakukan perhitungan-perhitungan.
METODE SAMPLING
           
            Metode sampling yang sering digunakan ada dua macam, yaitu Probability Sampling dan Non Probability Sampling.

a.       Probability Sampling
Probability Sampling adalah metode pemilihan sample dari suatu populasi dengan menggunakan kaidah-kaidah probabilita.
Contoh : SRS, Sistematik, Stratified, Cluster, PPS, Multistage, Multiphase

b.      Non Probability Sampling
Non Probability Sampling adalah metode pemilihan sample dari suatu populasi tidak menggunakan kaidah-kaidah probabilita.
Contoh : Convinience, Judgement, Quota, Snowball

Dalam membahas metode sampling termasuk didalamnya cara penarikan sample. Cara Penarikan sample ada tiga, yaitu:
¯  Simple Random Sampling (SRS)
¯  Probability Proportional to Size (PPS)
¯  Systematic (Sistematik)



KEUNTUNGAN METODE SAMPLING

            Keuntungan menggunakan metode sampling, antara lain:
1.      Menghemat Biaya
Menghemat Biaya karena data yang dikumpulkan hanya sebagian dari populasi. Karena merupakan sample, maka petugas yang dibutuhkan lebih sedikit, hemat biaya percetakan, biaya pelatihan, pencacahan, dan pengolahan.

2.      Mempercepat Hasil Survei
Pada umumya data yang dibutuhkan segera, sehingga berbagai perencanaan segera dapat dilakukan. Dengan melakukan survei sample maka pelaksanaan lapangan dan pengolahan tentunya akan jauh lebih cepat diselesaikan.

3.      Cakupan Materi Lebih Besar
Data yang diperlukan biasanya beragam dan cukup banyak, sehingga tidak mungkin dikumpulkan melalui pencacahan lengkap. Data yang dikumpulkan melalui sensus lengkap biasanya sangat terbatas. Variable yang dicakup sangat dibatasi pada variable dasar saja.

4.      Akurasi Lebih Tinggi
Pada sensus jumlah petugas dan responden yang besar akan mengakibatkan tingkat kesalahan yang juga besar terutama kesalahan yang diakibatkan bukan oleh teknik sampling yang disebut dengan Non Sampling Error. Non Sampling Error dapat diakibatkan oleh tidak terpenuhi kualifikasi petugas yang baik, kuesioner yang kurang baik, konsep dan definisi yang kurang tepat, jawaban responden yang salah, maupun kesalahan dalam proses pengolahan..


KELEMAHAN METODE SAMPLING

Kelemahan menggunakan metode sampling, antara lain:

1.      Penyajian Wilayah Kecil
Penyajian wilayah kecil seperti kecamatan dan desa dengan sample terbatas tidak dapat dipenuhi. Pada umumnya jumlah sample yang digunakan sesuai dengan tingkat ketelitian yang dikehendaki.

2.      Penyajian Variable Proporsi Kecil
Survei sample tidak dapat menyajikan variable yang kejadiannya kecil dalam populasi(proporsi kecil).

3.      Trend Data
Apabila data diperlukan secara berkala untuk mengukur perubahan yang sangat kecil dari satu period ke periode berikutnya, kemungkinan sample diperlukan cukup besar.




4.      Tidak Tersedianya Kerangka Sampel
Tidak tersedianya kerangka sample sehingga persyaratan probabilita sampling tidak terpenuhi. Biaya untuk pembentukan kerangka sample cukup tinggi sehingga memiliki pengaruh besar terhadap total biaya.

4. Alasan Sampling
 Untuk melakukan analisis statistik diperlukan data. Data dapat diperoleh dengan melakukan sensus ataupun sampling. Sensus terjadi apabila setiap anggota atau karakter yang ada dikenai penelitian. Jika tidak, samplinglah yang ditempuh yaitu sampel diambil dari populasi dan datanya dikumpulkan.
Ada berbagai alasan sensus tidak dilakukan , antara lain:
1.      Ukuran populasi
Dalam hal populasi takhingga yaitu populasi yang berisikan tidak terhingga banyaknya objek. Juga populasi takhingga pada dasarnya hanya konseptual sehingga sukar untuk melakukan sensus. Misalkan kita mengambil populasi berukuran 4 milyard objek, hal tersebut sungguh tidak praktis dalam hal mencari dan mencatat segala karakteristik yang ada .
2.      Masalah biaya
Makin banyak objek maka makin banyak biaya yang dikeluarkan. Dan apabila biaya yang ada terbatas maka samplinglah satu-satunya pilihan kecuali apabila ukuran polulasi sedikit maka dapat dilakukan sensus karena biaya yang diperlukan bukan hanya untuk pengumpulan data tetapi untuk analisis, diskusi, perhitungan-perhitungan, gaji ahli dan ongkos konsultasi.
3.      Masalah waktu
Sensus memerlukan waktu yang lama bila dibandingkan dengan sampling sehingga sampling dapat memberikan data lebih cepat.
4.      Percobaan yang sifatnya merusak
Jika penelitian terhadap objek sifatnya merusak maka jelas sampling harus dilakukan. Tidak mungkin sensus dilakukan untuk mengetahui: kekuatan daya ledak granatyang dihasilkan, kemanjuran obat yang baru dihasilkan, keadaan darah seorang pasien dan sebagainya. Jika darah pasien semuanya dikeluarkan untuk diperiksa, adakah orang yang bersedia untuk diperlakukan demikian?

5.      Masalah ketelitian
Salah satu segi agar kesimpulan cukup dapat dipertanggungjawabkan ialah masalah ketelitian. Data harus benar dan pengumpulan harus dilakukan dengan benar dan teliti. Pengalaman menyatakan makin banyak objek yang harus diteliti makin kurang ketelitian yang dihasilkan. Apabila objek yang diteliti banyak maka sangat bosan untuk melakukan wawancara. Umumnya, menguasai objek yang sedikit hasilnya lebih baik daripada menguasai objek terlalu banyak.
6.      Faktor ekonomis
Dengan faktor ekonomis dapat  apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan untuk itu atau tidak. Jika tidak, mengapa harus dilakukan sensus , yang jelas akan memakan biaya, waktu dan tenaga yang banyak? Faktor ekonomis ini sering dilakukan karenanya perlu mendapat perhatian sewajarnya
5. Jenis-jenis Data
Data adalah bahan keterangan berupa himpunan fakta, angka, huruf, grafik, tabel, lambang, objek, kondisi, dan situasi. Untuk mencapai suatu tujuan si peneliti harus memerlukan data yang benar yang dapat diperoleh di lapangan sesuai dengan topik dalam penelitian nya.

Kegunaan data
Data memiliki kegunaan sebagai berikut:
1.              Mengetahui dan memperoleh gambarantentang suatu keadaan atau persoalan yangada di masyarakat
2.      Membuat keputusan atau memecahkan persoalan

JENIS-JENIS DATA
A. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya

a)      Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.


b)      Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.

B. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data

1.      Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.

2.      Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.

C. Klasifikasi Darta Berdasarkan Jenis Datanya

1.      Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain-lain.

2.      Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna. Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan, anggapan para ahli terhadap psikopat dan lain-lain.

D.    Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data

1.      Data_Diskrit
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah bilangan asli. Contohnya adalah berat badan ibu-ibu pkk sumber ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.

2.      Data-Kontinyu
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira, dan sebagainya. Dinas pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.

E.     Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya

1.      Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.

2.      Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dll.



TIPE DATA

Secara umum jenis-jenis data dapat dikelompokkan atas 2 bagian, yaitu :

1.      Jenis data primitif, terdiri atas :

a.       Integer
Suatu integer adalah anggota dari himpunan bilangan : ( ....., -(n+1), -n, ....., -2, -1, 0, 1, 2,
-.....,-n,-n+1,-.....)

Operasi-operasi
-dasar-yang-ada-dalam-integer-antara-lain:
-Penjumlahan
-Pengurangan
-Perkalian
-Pembagian
-Perpangkatan,dsb

Masing-masing operator pada operasi di atas, yang bekerja terhadap sepasang integer (operand) disebut sebagai : "binary operator". Sedangkan operator yang hanya bekerja terhadap satu operand saja disebut sebagai "unary operator". Contoh dari unary operator adalah operator negasi. Operator ini berfungsi untuk mengubah tanda suatu operand.

b.       Real
Data numerik yang bukan termasuk integer, digolongkan dalam jenis data real. Jenis data ini ditulis menggunakan titik desimal (atau koma desimal). Bilangan real dimasukkan ke dalam memori komputer memakai sistem floating point, merupakan versi yang disebut Scientific Notation. Disini penyajiannya terdiri atas dua bagian, yaitu:
-mantissa-(pecahan)-&-eksponen.
Contoh:
Di
-dalam-sistem-desimal,_12300-=-0.123-*-106. Di sini 0.123 adalah mantissa atau pecahan,-sedangkan-6-adalah-eksponennya. Secara umum suatu bilangan real X dituliskan-M-*-RE.

c.       Boolean
Jenis data ini disebut juga jenis data "logical". Elemen dari jenis data ini mempunyai nilai salah satu dari "true" atau "false". Operator-operator yang dikenal pada jenis data ini terdiri atas:
A.     Operator Logika, yaitu : NOT, AND dan OR.

ƒ  Operator OR akan menghasilkan nilai "true", jika salah satu atau kedua operand bernilai "true".

ƒ  Operator AND akan menghasilkan nilai "true", jika kedua operand bernilai "true".

ƒ  Sedangkan operator NOT akan menghasilkan nilai "true", jika operand bernilai "false", dan sebaliknya.

ƒ  Operator NOT merupakan "precedence" dari operator AND dan OR.

ƒ  Dalam suatu ekspresi yang tidak menggunakan tanda kurung, operator NOT harus dievaluasi sebelum operator AND dan OR.

B.     Operator Relasional, yaitu : >, <, >=, <=, <> dan =.

d.      Karakter
Jenis data karakter merupakan elemen dari suatu himpunan yang terdiri atas bilangan, abjad dan simbol-simbol khusus. Sedangkan jenis data string merupakan jenis data campuran, karena elemen-elemennya dibentuk dari karakter-karakter di atas. Karakter yang digunakan untuk membentuk suatu string disebut sebagai alphabet. Dalam penulisannya, suatu
-string-berada-dalam-tanda-"aphosthrope".
Contoh:
Misal,
-diberikan himpunan alphabet A = { C, D, 1 }. String-string yang dapat dibentuk dari alphabet di atas antara lain adalah : 'CD1', 'CDD', 'DDC', 'CDC1', ...dsb, termasuk "null string"-atau-"empty-string".

2.      Jenis-data-campuran,nyaitu:-"String".
Himpunan yang anggotanya adalah semua string yang dapat dibentuk dari suatu himpunan alphabet disebut sebagai "vocabulary". Suatu vocabulary V yang dihasilkan dari himpunan alphabet A dinotasikan dengan VA atau A*.